Peningkatan Petisi Pembatalan Assassin’s Creed Shadows

2024-07-12 15:51:21Sumber:40407Penulis:40407

Assassin’s Creed Shadows telah menjadi sumber kontroversi sejak diumumkan pertama kali oleh Ubisoft. Game ini mengambil setting era feodal Jepang yang dinanti-nantikan oleh para penggemar Assassin’s Creed. Namun, banyak penggemar merasa kecewa dengan penampilan protagonisnya, Yasuke.

Petisi untuk Membatalkan Assassin’s Creed Shadows

Peningkatan Petisi Pembatalan Assassin’s Creed Shadows

Menurut data dari Change.org, petisi yang dibuat oleh Shimizu Toru mengkritik bahwa Assassin’s Creed Shadows tidak akurat dalam merepresentasikan sejarah samurai Jepang. Toru menyatakan bahwa game ini dianggap sebagai penghinaan serius terhadap budaya Jepang, bahkan menuduhnya sebagai rasis.

Saat artikel ini ditulis pada tanggal 9 Juli, petisi tersebut telah berhasil mendapatkan 74.257 tanda tangan, dengan tambahan 3.098 orang yang menandatangani petisi pada hari ini.

Peningkatan Petisi Pembatalan Assassin’s Creed Shadows

Meskipun mengalami kontroversi dan mendapatkan banyak tanda tangan dalam petisi ini, Assassin’s Creed Shadows sepertinya tidak akan dibatalkan. Rencananya, game ini tetap akan dirilis di berbagai platform pada tanggal 15 November mendatang.

Mengapa Assassin’s Creed Shadows Menjadi Kontroversial?

Peningkatan Petisi Pembatalan Assassin’s Creed Shadows

Petisi ini merupakan bentuk protes dari para penggemar terhadap pilihan protagonis Yasuke, seorang samurai dengan kulit gelap, dalam Assassin’s Creed Shadows. Mereka menganggap bahwa karakter berkulit gelap ini tidak sesuai untuk memerankan peran utama dalam game tersebut, bahkan ada yang menyebutnya sebagai penghinaan terhadap budaya Jepang.

Yasuke sebenarnya adalah seorang tokoh nyata yang hidup pada era Feodal Jepang, meskipun asal-usulnya tidak sepenuhnya jelas. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia mungkin berasal dari daerah yang sekarang disebut Ethiopia, Mozambik, atau Sudan.

Protes dari para penggemar ini menimbulkan kontroversi dan mengundang perdebatan tentang isu-isu rasial yang tersembunyi di balik argumen tentang keakuratan sejarah.

Artikel Terkait